K isah ini bermula pada suatu hari yang cerah di musim panas, kenalkan nama aku Adin. Saat itu aku dan teman-temanku panggil saja mereka Gilang, Risnanda dan Putri. Kami berempat memutuskan untuk pergi berlibur ke pantai Pangandaran, buat yang enggak tahu. Pantai Pangandaran itu merupakan objek wisata yang cukup terkenal di Jawa Barat, dan termasuk kedalam pantai yang berada di bagian selatan, yang dimana kalau kalian tahu pantai selatan itu identik dengan kisah-kisah horor dan mistis yang kerap menyelimutinya. Jadi kisahnya itu bermula saat kami berempat ingin mengadakan perjalanan ke pantai Pangandaran, kami berempat sangat bersemangat untuk pergi kesana. Perjalanan pun dimulai aku pun berangkat bersama Gilang menggunakan motornya pada pagi hari sedangkan Risnanda dan Putri pergi menggunakan bus antar kota. Kita semua berangkat dan tidak ada hal yang aneh selama perjalanan. Perjalanan ditempuh dalam waktu 6 jam dari Kota Bandung, sehingga kami sampai pada siang harinya.
Kami menginap di rumah saudara Risnanda yang bernama Nita, jaraknya cukup jauh dari bibir pantai, sehingga perlu 10 menit untuk sampai bila berjalan kaki. Kami saat itu menjelajahi beberapa objek wisata disana hingga waktu menjelang Maghrib. Kami pun lantas pulang ke rumah Nita untuk dapat menyantap ikan bakar beristirahat. Pada malam harinya pun kami cukup kelelahan atas kegiatan yang telah kami lakukan tadi siang dan memutuskan untuk tidur di kamar masing-masing. Disini posisinya aku tidur dengan Gilang, Risnanda tidur dengan Putri dan Nita tidur di kamarnya sendiri. Oh iya sebagai informasi di kamarku ini terdapat sebuah jendela yang langsung menghadap ke rumah kosong di sebelah rumah kami.
Aku tidak tahu, apakah rumah itu merupakan rumah yang pernah terdampak tsunami pada 2006 atau bagaimana, yang jelas aku merasa tidak nyaman untuk tidur langung menghadap rumah kosong itu. Malam pun semakin larut namun rasa kantuk tidak kunjung mendatangiku, sedangkan temanku Gilang yang tidur di sebelahku sudah tertidur dengan sangat pulas, aku tahu dia orang yang paling cepat tertidur diantara kami semua, sehingga aku pun tidak heran kalau 5 menit dia berbaring sudah bisa langsung tertidur.
Dilain situasi, aku pun memaksakan untuk memejamkan mata agar dapat tertidur hingga akhirnya aku dapat tertidur meskipun tidak selelap Gilang. Entah berapa lama aku tertidur aku merasakan sesuatu yang menarik kakiku hingga kepalaku pun terjatuh dari bantal, aku berfikir bahwa itu adalah temanku Gilang yang jail kepadaku, sehingga aku pun menegurnya untuk tidak mengganggu tidurku, namun ia pun seperti baru terbangun dan tidak mengerti aku ini membicarakan apa, aku pun sudah merasa tidak nyaman dan meminta untuk bertukar posisi yang dimana posisi Gilanglah yang menghadap Jendela sekarang. Ia pun menggerutu dan menolak namun setelah aku memaksanya ia pun mau, meskipun dengan omelan dari mulutnya.
Gilang pun kembali tertidur, aku yang merasa tidak nyaman mencoba tertidur juga meskipun dengan cukup kesulitan karena tadi ada sesuatu yang menarik kakiku dari ujung tempat tidur, hingga akhirnya aku kembali tertidur. Setelah aku tertidur aku merasakan badanku semakin lama semakin ringan seakan terbang, lama berselang aku merasakan bahwa badanku terasa semakin dingin, amat dingin saat kubuka mataku aku sangat terkejut, melihat diriku yang berada di lantai. Aku tahu bahwa aku tidaklah terjatuh dari tempat tidur karena jika begitu aku akan merasakan sensasi terjatuh dan otomatis terbangun, namun aku terbangun dengan posisi yang sama saat aku tertidur di tempat tidur, seketika itu aku merinding dan ketakutan untuk kembali tertidur.
Esok harinya aku menceritakannya kepada Gilang, ia mengatakan bisa saja itu Paranormal Activity yang terjadi padaku, kami pun segera berkemas dan pamit meninggalkan rumah itu pada siang harinya karena aku pun merasa sudah tidak nyaman berada di tempat itu dan kembali pulang ke Kota Bandung.
- ADIN